Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Jumat, 11 Oktober 2019

Misteri mengelilingi pembunuhan tiga wanita, dua anak di Nduga

Misteri mengelilingi pembunuhan tiga wanita, dua anak di Nduga
Misteri mengelilingi pembunuhan tiga wanita, dua anak di Nduga

KORAN ONLINE - Mayat tiga wanita dan dua anak ditemukan pada hari Kamis oleh warga setempat dan anggota Agen Poker Jaringan Pembela Hak Asasi Manusia Pegunungan Tengah (JAPHAM) di Gua Batu di distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua.

Kelima korban diidentifikasi sebagai Yuliana Dronggi, 35, Jelince Bugi, 25, Macen Kusumbrue, 26, Tolop Bugi, 13, dan Hardius Bugi, 15. Mereka diduga telah ditembak oleh penyerang tak dikenal beberapa minggu sebelumnya, menurut seorang penduduk setempat. .

Pemimpin pemuda Nduga, Samuel Tabuni, yang merupakan kerabat korban, mengatakan pembunuhan itu diyakini terjadi pada 21 September karena hari sebelumnya para korban, yang berasal dari Iniye, telah meninggalkan Wamena di Kabupaten Jayawijaya bersama yang lain untuk kembali ke Iniye dengan persediaan makanan.

Di jalan menuju Iniye, rombongan itu menyimpan persediaan makanan di sebuah tempat bernama Gua Batu di Gunung Kanbobo, karena mereka masih memiliki jalan panjang sebelum mencapai Iniye, mereka kemudian bermalam di desa terdekat, kata Samuel pada hari Kamis.

"Keesokan harinya, lima korban berangkat ke Gua Batu untuk mengambil persediaan makanan yang disimpan, dengan yang lain menyusul kemudian. Sementara kelompok berikutnya sedang dalam perjalanan, mereka mendengar tembakan dari daerah Gua Batu. Pada saat ini kelompok memutuskan bukan untuk melanjutkan ke Gua Batu tetapi sebaliknya untuk pergi ke Iniye, "kata Samuel.


Setelah mereka tiba di Iniye dan mengetahui bahwa kelima orang hilang, mereka menghubungi Samuel, yang berada di Jayapura saat itu.

"Itu sekitar 28 September. Mereka meminta bantuan saya untuk mencari tahu tentang keberadaan lima korban," kata Samuel, seraya menambahkan bahwa menurut laporan dari penduduk, personel militer terlihat di sekitar daerah itu pada 20 September.


Dia mengatakan dia menghubungi Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk meminta bantuannya dan untuk mengetahui apakah ada laporan tentang insiden penembakan di sekitar Iniye. Namun, TNI mengatakan tidak ada laporan tentang insiden penembakan atau baku tembak di sekitar desa, kata Samuel.

"Ketika penduduk terus bertanya kepada saya, saya meminta bantuan JAPHAM dan penduduk setempat untuk pergi ke Mbua dan melakukan pencarian. Pada 10 Oktober, mereka menemukan mayat-mayat yang membusuk dari lima korban di dalam lubang," katanya.

Kepala pusat informasi Komando Militer Cendrawasih Letnan Kolonel Eko Daryanto mengatakan kepada The Jakarta Post bahwa dia belum mendengar informasi mengenai insiden penembakan atau penemuan lima mayat.

"Kami belum menerima laporan resmi dari detasemen lokal," kata Eko, Kamis.

Sementara itu, data yang dicatat oleh sukarelawan menunjukkan bahwa 189 orang telah tewas saat berlindung di berbagai lokasi setelah melarikan diri dari rumah mereka di Nduga yang dilanda konflik sejak Desember.

Banyak dari mereka dilaporkan meninggal karena sakit dan kelaparan. Ribuan penduduk Nduga telah dievakuasi ke Wamena, Lanny Jaya, Yahukimo dan Merauke, dengan 39 gereja dibiarkan kosong oleh masyarakat yang melarikan diri.

Penduduk telah melarikan diri dari operasi keamanan yang sedang berlangsung terhadap pemberontak bersenjata yang terkait dengan Gerakan Papua Merdeka (OPM) setelah pembunuhan puluhan pekerja konstruksi di Nduga pada bulan Desember.

Keprihatinan telah dikemukakan bahwa sedikit perhatian diberikan kepada penduduk Nduga dibandingkan dengan para korban protes yang terjadi di dua provinsi paling timur negara itu setelah siswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, menjadi sasaran pelecehan ras.

Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan bahwa pengungsi Nduga diperlakukan secara berbeda dibandingkan dengan mereka yang terkena dampak bentrokan di Wamena dan tempat-tempat lain, bersikeras bahwa penduduk asli Papua harus diperlakukan sama dengan warga negara Indonesia lainnya.

"Kita juga harus fokus pada para pengungsi Nduga. Beberapa pengungsi telah meninggal. Dari data yang saya terima, ada sekitar 180 kematian sejak insiden penembakan terhadap 16 pekerja PT Istaka Karya pada 2 Desember 2018 , dan itu bukan angka yang kecil, "kata Enembe.

Dia menambahkan bahwa berdasarkan pengalamannya sebagai bupati Puncak Jaya di Papua selama 10 tahun, konflik Nduga akan berlangsung lama karena operasi penegakan hukum memburu Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), kelompok yang diduga bertanggung jawab atas pembunuhan pekerja konstruksi dapat berlanjut selama bertahun-tahun.

Lukas juga menyatakan keprihatinannya terhadap anak-anak yang lahir dan besar di tengah-tengah konflik, yang berpotensi terlibat dalam konflik kekerasan di masa depan, seperti pemimpin TPNPB saat ini, Egianus Kogoya yang mengikuti langkah ayahnya, pemimpin TPNPB sebelumnya, Silas Kogoya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman